Beranda / Artikel
Usia Terbaik untuk LASIK: Saran Ahli dari Dokter
Beranda / Artikel
Usia Terbaik untuk LASIK: Saran Ahli dari Dokter
LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah salah satu prosedur koreksi penglihatan yang paling populer dan efektif saat ini. Prosedur ini membantu pasien memperoleh penglihatan yang jelas tanpa perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun, salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan pasien adalah: "Usia berapa yang paling ideal untuk LASIK?"
Usia yang tepat untuk LASIK bergantung pada beberapa faktor, termasuk stabilitas penglihatan, kesehatan mata, dan kebutuhan gaya hidup masing-masing individu. Melakukan LASIK pada waktu yang tepat memastikan hasil yang optimal dan manfaat jangka panjang. Dalam artikel ini, kita akan membahas usia yang direkomendasikan untuk LASIK, risiko menjalani prosedur ini terlalu dini atau terlambat, serta wawasan dari para ahli di Klinik Mata SNU, pusat koreksi penglihatan terkemuka di Seoul, Korea Selatan.
LASIK adalah prosedur bedah refraktif yang dirancang untuk mengoreksi masalah penglihatan umum seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme. Prosedur ini menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea sehingga cahaya dapat terfokus dengan benar pada retina, menghasilkan penglihatan yang lebih jelas.
Meskipun LASIK adalah prosedur yang aman dan efektif, tidak semua orang merupakan kandidat yang ideal. Beberapa faktor yang menentukan kelayakan meliputi:
Usia: Sebagian besar dokter merekomendasikan LASIK untuk individu berusia pertengahan 20-an hingga awal 40-an.
Penglihatan Stabil: Resep kacamata yang stabil selama setidaknya satu hingga dua tahun sangat penting sebelum menjalani operasi.
Kesehatan Mata Secara Keseluruhan: Kondisi seperti keratoconus, sindrom mata kering parah, atau katarak dapat membuat seseorang tidak memenuhi syarat untuk LASIK.
Ketebalan Kornea: Kornea yang cukup tebal diperlukan agar dapat dibentuk ulang selama prosedur.
Tidak Memiliki Penyakit Medis Serius: Kondisi seperti diabetes atau penyakit autoimun dapat memengaruhi proses penyembuhan dan keberhasilan prosedur.